Hari ini saya membaca Artikel menarik dari Anthony K. Tjen yang dimuatnya dalam blog HBR. Artikel ini mengenai bagaimana mengenali faktor Intriksik seseorang yang (baru) Anda kenal. Yah, untuk menilai hal Ektrinsik orang yang baru kita kenal mungkin sedikit lebih mudah. Kita bisa mengenali lewat mata dan telinga kita tentang bagaimana posturnya, suaranya, pakaiannya. Atau kita bisa juga membuka wall Facebook dan Twitternya lalu mengamati foto-foto liburannya, berapa followernya, bagaimana komen-komennya di Facebook, dan lain-lain. Mudah, bukan? Sayang sekali dalam menilai seseorang untuk dijadikan Tim kerja atau bisnis kita tidak cukup mengenal sifat Ekstinsiknya saja. Kita harus mengenal sifat Intrinsikya, seperti bagaimana sifatnya terhadap masalah dan terhadap teman satu tim nya. Anthony memberi kita 10 point untuk mengenal sifat Intrinsik:
1. Bagaimana Rasio antara Berbicara dan Mendengar?
Anda menginginkan orang-orang yang percaya diri dan tidak takut untuk mengekspresikan pandangan mereka, tetapi jika seseorang selalu berbicara dan, bahkan, memiliki rasio Berbicara terhadap Mendengar sebesar 60% atau lebih, Anda harus bertanya mengapa. Ada orang yang bersikap demikian karena mereka orang yang sok penting dan tidak tertarik untuk belajar dari orang lain (wich is very annoying and somehow contra productive) - atau hanya karena ia gugup dan bertele-tele?
2. Apakah dia Pemberi Energi atau Pengambil Energi?
Ada jenis orang tertentu yang hanya membawa bersama mereka dan menyebarkan energi, yang sayangnya, negatif. Anda tahu siapa mereka (mereka berbicara tentang habisnya harapan, jeleknya sesuatu dan menafikkan adanya harapan dan bahwa kita memiliki opsi untuk menjadi lebih baik). Atau, ada orang-orang yang secara konsisten membawa dan berbagi positif dan optimisme terhadap kehidupan. Ada sebuah pepatah Cina yang mengatakan bahwa cara terbaik untuk mendapatkan energi adalah dengan membagikannya. Pemberi Energi adalah orang yang penuh belas kasih, murah hati dan tipe orang yang tepat untuk menghabiskan waktu dengan Anda.
3. Apakah orang ini cenderung "bertindak" atau "bereaksi" untuk tugas?
Beberapa orang segera berikap defensive (cenderung menolak) ketika diberi tugas baru. Orang yang lain melompat tepat ke tindakan dan memiliki sistem pemecahan masalah. Untuk sebagian besar pekerjaan, orang jenis kedualah yang Anda butuhkan. (Menurut pengalaman pribadi, hal ini terkait juga dengan kepahaman dan sikap seseorang terhadap misi bersama. Apabila seseorang relative merasa memiliki Bisnis dan tugas team maka dia akan relatif “bertindak” untuk hal-hal yang selaras dengan misi Tim. Orang yang tidak ikut memiliki Misi Tim akan hanya bertidak bila ada keselarasan dengan Misi pribadinya. Setiap kali ada tugas baru, tanyailah anggota Tim Anda bagaimana menurut mereka tentang tugas baru ini dan bagaimana mereka merencanakan tindakan mereka seterusnya).
4. Apakah orang ini merasa otentik atau “pemakai topeng”?
Tidak ada yang mengesankan kita apabila kita mengenali bahwa pujian untuk kita adalah pujian palsu atau “tampilan orang” yang selama ini bersama kita adalah adalah “tampilan” orang yang mencoba terlalu keras untuk mengesankan kita. Orang yang benar-benar baik tidak merasa perlu "menjilat". Mereka yang menjadi diri mereka sendiri adalah orang yang lebih menyenangkan untuk bekerja sama.
5. Seperti apa pasangan mereka?
Salah satu tips hebat untuk mewawancarai orang sangat penting yang akan kita rekrut adalah - kenali mereka lewat pasangan mereka, partnernya, atau teman terdekatnya. Kita-yang-sesungguhnya hanya dikenali oleh orang-orang terdekat kita.
6. Bagaimana orang ini memperlakukan seseorang yang tidak dikenalnya ?
Hal lain, amatilah sikapnya pada orang yang sama sekali tidak dikenalnya. Saya menyebutnya sebagai " Tes Sopir Taksi atau Tes Pelayan" Apakah orang tersebut memiliki keterbukaan dan kebaikan hati, untuk memiliki percakapan otentik dengan pelayan di restoran atau sopir taksi? Apakah dia mengabaikan mereka atau memperlakukan mereka dengan kasar?
7. Apakah ada unsur perjuangan dalam pengalaman orang tersebut ?
Dalam penelitian Anthony untuk buku, Heart, Smart, Guts, and Luck (Harvard Business Review Press, 2012), Antony dan co-writer-nya menemukan bahwa sekitar dua-pertiga dari orang-orang yang "Berani" - mereka yang memiliki keinginan untuk memulai sesuatu dan kemampuan untuk bertahan (dalam kesesakan), yang sangat penting dalam kewirausahaan - memiliki beberapa kesulitan keuangan atau tantangan lain dalam tahun-tahun formatif mereka. Kegagalan awal dan kesulitan yang dihadapi seseorang di awal hidupnya membentuk karakter seseorang, yang secara umum lebih baik dari Early Success.
8. Apa saja yang telah dibacanya? (atau dilihatnya)
Membaca memberikan kedalaman (pemahaman akan sesuatu), membantu orang mengerti sejarah seseorang, frame ide, percikan pemikiran baru dan nuansa terhadap perspektif yang ada, dan membuat Anda tahu tentang peristiwa saat ini. Sebuah generalisasi, tetapi orang-orang yang menarik adalah orang-orang yang cenderung banyak membaca (atau melihat) – membaca adalah adalah tanda keingintahuan intelektual.
9. Apakah Anda berkenan untuk bepergian jauh naik mobil hanya dengannya?
Ini adalah varian dari "Tes Bandara." Sebuah eksperimen-pikiran yang isinya sebuah pertanyaan: jika Anda terjebak di bandara dengan orang ini, apa yang akan Anda rasakan? Dalam cara yang sama silakan bertanya pada diri Anda: Apakah ini tipe orang yang Anda pilih untuk melakukan peralanan mobil lintas negara dengan Anda?
10. Apakah Anda percaya bahwa orang ini sadar diri?
Prasyarat utama untuk kepemimpinan adalah kesadaran diri. Apakah orang ini memiliki kejujuran intelektual tentang siapa dia; apa saja kekuatan dan kelemahannya? Apakah dia memiliki keinginan untuk belajar dan mengambil tindakan yang tepat berdasarkan kesadarannya itu? Dan hal yang lebih sulit dicari daripada yang lain – cobalah mencari kerendahan hatinya, dan juga keselarasan antara apa yang orang dipikirkannya, dikatakannya, dan ditindakkannya.
Selamat menilai :)
Terjemahan bebas dari Artikel berjudul : Becoming a Better Judge of People
oleh Anthony K. Tjen pada 17 Juni 2013
www.blog.hbr.org/tjan/2013/06/becoming-a-better-judge-of-peo.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar