Nah mumpung libur kuliah lanjut nulis tentang Fundamental State hehe
“ Ketika kita memutuskan sesuatu untuk kehidupan kita (keputusan kuliah, kerja, menikah, dll) ataupun mengambil keputusan yang akan mempengaruhi hidup orang lain (mempekerjakan, memecat, promosi, dll) dan segala hal lain…. Apa yang telah kita pertimbangkan? Apakah kita adalah pemimpin yang baik? ’’
PEMBUKAAN
Seperti yang sudah ditampilkan di bagian pertama tulisan saya, Robert E. Quinn dalam bukunya yang berjudul Building a Bridge as You Walk on It memandang bahwa setiap orang memiliki modal dasar kepemimpinan. Modal dasar itu akan aktif saat dipicu oleh sesuatu hal (kejadian, kondisi lingkungan, persepsi diri, dll) dan mungkin tidak aktif pada masa-masa yang “kurang cocok”. Quinn memaparkan empat kriteria dalam mengenal kondisi keaktifan kepemimpinan dalam diri seseorang. (Kepemimpinan yang dibicarakan di sini berkonteks transformational leadership atau kepemimpinan yang mengubah (menyempurnakan.red).). Keempat kriteria itu adalah: Pusat perhatian (center), asal penggerak (direction), fokus sosial (focus), dan keterbukaan akan hal yang ada di luar diri (openness). Jika keempat kriteria tersebut dalam kondisi aktif maka kepemimpinan menjadi efektif. Seringkali terdapat kemustahilan atau dalam bahasa lain kita sebut tidak sangat mudah untuk mengaktifkan dan mengakomodasi keempat kriteria tersebut bersamaan mengingat kemungkinan adanya trade off. Tetapi bahwa keempat kriteria tersebut harus dipikirkan pemenuhannya adalah hal yang disarankan.
KRITERIA-KRITERIA
Pada kriteria pusat perhatian Quinn menjabarkan bahwa seringkali terdapat dua pilihan yaitu pusat perhatian pada hasil (Result Centered) atau pusat perhatian pada kenyamanan diri (Comfort Centered). Hal ini seringkali kita rasakan dalam pergulatan menghadapi rasa malas. Rasa malas yang muncul saat deadline pekerjaan datang biasanya akan ditanggapi dengan dialog hati: 1) Mau dikejar deadline-nya; atau 2) Tidak dikejar. Jika kondisi pertentangan ini kemudian dimenangkan oleh pilihan 2) yaitu tidak dikejar kita sepatutnya bertanya: Kenapa tidak dikejar? Jika secara jujur dalam hati kita menjawab bahwa keputusan ini diambil karena kuatnya rasa malas maka kepemimpinan kita dalam kriteria pusat perhatian belum aktif. Ada beberapa sub kriteria yang dapat membantu kita menilai keaktifan kriteria ini:
• Adanya pengetahuan atau pengenalan akan TUJUAN yang ingin dicapai.
• Adanya STANDAR yang dipegang teguh untuk mencapai tujuan itu.
• Adanya INISIATIF AKSI untuk berkarya nyata.
• Adanya kondisi dimana orang TERTANTANG.
• Tidak suka akan STATUS QUO.
• Pengenalan TUJUAN PRIBADI anggota Tim.
• Adanya keinginan untuk BERBAGI VISI dalam Tim.
• Munculnya percakapan yang bersifat URGENT dalam Tim.
Kriteria kedua adalah tentang asal penggerak. Kriteria kedua ini mengandung dua pilihan: digerakkan dari dalam (Internally Directed) atau digerakkan dari luar (Externally Directed). Kriteria kedua ini berbicara tentang integritas seseorang. Seseorang yang dalam kondisi memiliki integritas digerakkan dari dalam dirinya. Orang ini otentik: perkataannya sama dengan hatinya. Di sisi lain, orang yang dalam kondisi kehilangan integritas akan menjadi bulan-bulanan lingkungannya: menjadi badut untuk menyenangkan atau tidak menyenangkan komponen lingkungan yang dia anggap penting. (Contoh: “asal bapak senang”, tindakan yang dilakukan atas dasar perasaan dendam, iri hati, persaingan/rivalry antar teman yang tidak perlu, dll.) Kriteria ini aktif ketika orang mengalami kondisi digerakkan dari dalam. Bagaimana kita mengenali aktifnya kriteria ini:
• Beroperasi berdasar NILAI DASAR yang diyakini.
• MOTIVASI kerja berasal dari dalam diri sendiri.
• Munculnya persepsi diri yang KUAT.
• Kepemimpinannya MENGINSPIRASI.
• Mau membawa KONFLIK yang tidak nampak menjadi nampak untuk diselesaikan.
• Tindakannya mengekspresikan KEYAKINAN nilai yang dimiliki.
• Adanya keinginan untuk berbagi KONDISI REAL.
• Munculnya percakapan yang bersifat OTENTIK (bukan basa basi).
Fokus sosial adalah kriteria ketiga. Pada kriteria ini kita diajak untuk bertanya: Apakah kita berfokus pada orang lain? (Other Focused) ataukah kita berfokus pada diri sendiri? (Self Focused). Kriteria ini jika dalam pelajaran PKn (Pendidikan Kewarganegaraan.red) sering dirumuskan dalam kalimat: ‘’Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan partai atau golongan’’. Kriteria ini menyangkut hal egoisme diri dan persepsi diri terhadap orang lain. Sub kriteria yang akan membantu kita mengenali aktifnya kriteria ini:
• Adanya kemauan untuk MENGORBANKAN ketertarikan diri sendiri demi KEBAIKAN BERSAMA.
• Mampu melihat POTENSI pada diri setiap orang.
• MEMPERCAYAI orang lain dan MENGUATKAN hubungan kerja sama antar-orang.
• BEREMPATI pada kebutuhan orang lain.
• Mengekspresikan KETERTARIKAN pada pribadi orang lain.
• MENDUKUNG orang lain.
• Adanya keinginan untuk berbagi IDENTITAS TIM.
• Munculnya percakapan yang bersifat PARTISIPATIF (melibatkan semua kepentingan).
Quinn menaruh keterbukaan sebagai kriteria keempat. Kriteria ini berbicara tentang apakah kita: terbuka pada hal di luar sistem (Externally Open) atau tertutup dalam sistem kita (Externally Closed). Jika diibaratkan sebuah sistem otomatis maka keterbukaan kita dapat dianalogikan sebagai sebuah sistem pemindai lingkungan. Sistem pemindai ini akan merekam kondisi di luar sistem otomasi dan melaporkannya pada prosesor. Prosesor kemudian mempertimbangkan kondisi dan melakukan perintah aksi. Sistem yang tidak dilengkapi pemindai tersebut menjadi sistem yang kurang cerdas. Tanpa pemindai sistem menjadi seperti teori yang mati dengan prinsip ceteris paribus (dibuat dengan mengabaikan perubahan variabel lain diluar). Kondisi ini pun terjadi pada tim kerja dan diri kita sendiri. Bagaimana kita tahu bahwa kita cukup terbuka?
• Adanya keberanian untuk MAJU KE DEPAN menembus ketidak pastian.
• Adanya permintaan KRITIK/SARAN.
• Memperhatikan hal-hal yang BELUM TERKUAK dalam tim.
• BELAJAR dengan cepat.
• Mampu melihat PELUANG BARU.
• Selalu BERKEMBANG.
• Adanya keninginan untuk berbagi KONTRIBUSI.
• Munculnya percakapan yang bersifat KREATIF.
Naah… Sekarang pertanyaan saya ulang kembali… Ketika kita memutuskan sesuatu untuk kehidupan kita (keputusan kuliah, kerja, menikah, dll) ataupun mengambil keputusan yang akan mempengaruhi hidup orang lain (mempekerjakan, memecat, promosi, dll) dan segala hal lain…. Apa yang telah kita pertimbangkan? Apakah kita adalah pemimpin yang baik?
Jawabannya dari jawaban keempat pertanyaan ini:
Apakah kita RESULT CENTERED atau COMFORT CENTERED?
Apakah kita INTERNALLY DIRECTED atau EXTERNALLY DIRECTED?
Apakah kita OTHER FOCUS atau SELF FOCUS?
Apakah kita EXTERNALLY OPEN atau EXTERNALLY CLOSED?
Hla kok jawaban pertanyaannya malah pertanyaan to Mas?
Hehe Pertanyaan reflektif mesti dijawab dengan refleksi toh? ^^
(malah tanya lagi… ckckckckck blog ora genah.red)
Sekian bagian kedua ini. Bagian ketiga akan berisi Delapan Latihan yang disarankan Quinn supaya kita lebih sering berada dalam kondisi kepemimpinan efektif / Fundamental State of Leadership.
Matur Nuwun. Berkah Dalem. SAMPAI JUMPA.
al Art’e
PS: oya ada kata-kata baik dalam buku ini:
‘’ When Leaders do their best works, they don’t copy anyone. They draw on them own values and capabilities’’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar